Mengenal tari datun julud asal Kalimantan timur
Meskipun tari datun julud tidak sepopuler seperti tari enggang di Indonesia, tetapi tarian ini memiliki daya tarik tersendiri bagi orang-orang yang melihatnya dan keingintahuan untuk mempelajarinya. Tari datun julud sebenarnya memiliki 2 versi. Yang populer pada masanya adalah tarian lemah gemulai yang menggunakan properti bulu burung enggang dengan iringan tari berupa alat musik sampe dan jatung utang. Kemudian muncul versi lain dari tarian ini dengan gerakan yang memiliki beberapa tempo cepat tetapi tidak mengubah gerakan indah dari tubuh si penari. Dengan menggunakan properti tongkat dari kayu jati yang panjangnya berkisar antara 90-130 cm namun bisa disesuaikan dengan kenyamanan si penari pula. Tarian ini muncul untuk menunjukkan rasa bersyukur serta kegembiraan khususnya pada saat upacara panen tiba dengan menggunakan musik pengiring berupa sampe dan ketipung untuk membuat suasana bersemangat dengan ciri khas bunyi hentakan tongkat dari penari.
Tarian Datun Julud merupakan tarian yang populer di kalangan masyarakat Kayan / Kenyah yang mendiami pedalaman Bulungan, Kutai, Berau, dan Pasir yaitu kawasan persempadanan antara Sarawak dan Kalimantan Timur. Asal usul tarian Datun Julud ialah diciptakan oleh seorang raja suku Dayak Kenyah di Apo Kayan bernama Nyik Selong sebagai tanda kegembiraan serta rasa syukurnya kepada Maha Dewa atas kelahiran cucunya. Tetapi menurut sumber lain, tarian ini diciptakan atas rasa syukur karena kesembuhan istrinya dari sakit yang cukup lama. Selepas peristiwa tersebut, tarian Datun Julud terus diminati dalam kalangan masyarakat sekitarnya dan terus berkembang ke kawasan daerah lain di Negeri Sarawak. Tarian Datun Julud biasanya dibawakan pada hari-hari besar atau pun untuk merayakan kedatangan pelawat ke rumah panjang terutama pelancong luar negeri. Tarian ini merupakan tarian wajib suku dayak kenyah. Sebab dalam upacara apa saja tari datun julud selalu dihadirkan. Seperti upacara adat mecaq undat atau pesta panen, tari ini selalu dilakukan. Bahkan bisa sehari penuh jika merayakan kemenangan dalam peperangan. Tarian ini ditarikan perseorangan atau berkelompok. Biasanya, tarian Datun julud ini dibawakan pada waktu petang oleh sekumpulan wanita dayak kenyah. Karena tarian Datun Julud ini merupakan tarian untuk hiburan di rumah panjang, maka biasanya para penari hanya menggunakan pakaian seadanya. Tetapi jika ada tamu terhormat atau untuk menyambut hari-hari perayaan, beberapa pakaian yang digunakan adalah pakaian adat tradisional wanita Kenyah dengan berbagai macam motif dan warna (sapai, ta’a) berlengan pendek dan bermotif tradisi atau baju dan sarung (taah) beserta penutup kepala topi bulu (tapung puk) atau dapat pula menggunakan penutup kepala yang lebih sederhana dilengkapi dengan aksesoris rumbai rumbai untuk penghias di tangan penari atau dapat pula berupa bulu burung enggang yang diletakkan di celah jari kedua belah tangan penari untuk sekedar perhiasan dan properti. Tarian ini biasanya dibawakan tanpa menggunakan alas kaki. Dalam kesempatan inilah, penari-penari wanita akan dinilai dari segi kecantikan dan kebolehan menari. Gerakan tarian ini lemah gemulai disertai lenggokan badan dan ayunan tangan dari sang penari menunjukkan kelembutan dan sopan santun dari gadis gadis suku dayak kenyah.
Saat persembahan di lakukan di rumah panjang, biasanya mereka akan menari mengelilingi ruai Ketua kampung dan kadang-kadang seluruh rumah panjang. Lama-kelamaan penonton pun akan datang beramai-ramai untuk menonton tarian tersebut. Persembahan ini menjadi meriah karena mereka akan berteriak untuk memberikan semangat pada para penari. Tarian ini sangat menarik hati penonton karena gerakannya yang lemah gemulai meskipun terdapat beberapa tempo yang cepat dan lenggokan badan serta ayunan tangan dari sang penari. Dari segi pakaian pula, corak dan motif yang beragam telah digunakan amat serasi dengan tarian.
Yak demikian Makalah dari saya.. Saya pamit undur diri :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar